Sirkumsisi dan
Aktifkan Lagi Kampanye Penggunaan Kondom:
Elemen Penting untuk Cegah Penularan HIV-AIDS
Pokja HIV-AIDS PB IDI mendorong agar para dokter Indonesia
menganjurkan penggunaan kondom pada siapa saja yang berisiko terkena
IMS, termasuk HIV
Pendahuluan
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa dalam beberapa tahun terakhir
terjadi percepatan laju penularan HIV (virus penyebab AIDS) dan infeksi
menular seksual (disingkat IMS, yaitu seperti sifilis, gonore) di
Indonesia.
Sejak satu dekade terakhir penularan HIV (virus penyebab AIDS) melalui
penggunaan bersama alat suntik narkoba meningkat cukup tajam. Paling
tidak, setengah dari pemakai narkoba suntik telah terkena HIV.
Seringkali fenomena ini dikenal gelombang pertama dari epidemi HIV di
Indonesia.
Selanjutnya penularan HIV terus berlanjut, karena sebagian besar
pengguna narkoba (yang separuhnya telah terinfeksi HIV) juga melakukan
seks yang cukup aktif, antara lain membeli atau menjual jasa seks. Dapat
diramalkan bahwa dapat dilihat peningkatan kejadian infeksi pada pelaku
seks aktif dengan pasangan seks yang banyak dan berganti.
Angka Kejadian IMS pada Penjaja seks tertinggi di Asia
Selain itu, angka kejadian infeksi menular seksual (seperti Gonore dan
Klamidia) pada penjaja seks perempuan di beberapa kota di Indonesia
tercatat sangat tinggi di Asia. Hasil survai Departemen Kesehatan RI
pada tahun 2005 pada penjaja seks perempuan di beberapa kota mencatat
sekitar 39% sampai 61% mengidap Klamidia atau Gonore.
Padahal adanya infeksi menular seksual dapat mempermudah proses
penularan HIV pada kegiatan seks. Hasil peneilitian mengindikasikan
bahwa infeksi menular seksual meningkatkan risiko penularan sampai 2-3
kali.
Yang menambah keprihatinan bersama, adanya resistensi dengan obat
antibiotika yang tersedia dan terjangkau serta mengkonsumsi obat
antiobiotik yang mudah didapat di mana-mana sehingga menyulitkan upaya
pengobatan infeksi menular seksual. Hal ini disebabkan perilaku
mengobati sendiri bila ada gejala infeksi menular seksual.
Diperkirakan lebih dari 3 juta lelaki di Indonesia yang rajin membeli
seks, dan separuh dari lelaki tersebut mempunyai pasangan tetap, atau
isteri. Dapat diperkirakan penularan dapat terus berlanjut ke istri,
walaupun para isteri tidak mempunyai perilaku seks dengan banyak
pasangan. Fenomena tersebut mendorong terjadi epidemi HIV seperti
sekarang dan semakin semakin nyata dibandingkan beberapa tahun yang
lalu.
Diperkirakan telah lebih dari 200.000 orang terinfeksi HIV di tahun ini
dan diramalkan pada tahun 2020 akan meningkat mendekati angka 2 juta,
bila upaya pencegahan tidak dilakukan untuk menekan penularan melalui
seks berisiko.
Dalam kondisi seperti ini harus diaktifkan lagi kampanye peningkatan
penggunaan kondom sebagai alat kesehatan yang secara ilmiah telah
terbukti dapat menangkal penularan infeksi menular seksual termasuk HIV.
Tidak ada alat atau teknologi kesehatan yang mempunyai kemampuan
pencegahan infeksi seperti kondom. Tidak juga teknologi vaksinasi untuk
mencegah beberapa penyakit menular.
Hendaknya upaya promosi kondom jangan diartikan sebagai anjuran untuk
melakukan kegiatan seks berisiko. Siapapun yang masih melakukan kegiatan
seks berisko dianjurkan sangat untuk menggunakan kondom agar dirinya
terhindar dari penularan serta tidak menularkan kepada yang lain. Bila
tidak mau menggunakan kondom, sebaiknya menghentikan perilaku seks
berisiko.
Sirkumsisi dapat mengurangi risiko penularan
Salah satu temuan yang berangkat pengamatan observasional serta
eksperimental di masyarakat, ternyata perilaku sirkumsisi pada lelaki
dapat mengurangi peluang terkena HIV. Salah satu penjelasannya adalah
sebagian kulit kelamin yang dibuang ketika disrkumsisi, ternyata dapat
dimasuki HIV, walaupun tidak terdapat ”pintu masuk” berupa penyakit
kelamin. Hasil Survai Departemen Kesehatan 2006 juga diindikasikan bahwa
penduduk tanah Papua yang tidak disirkumsisi berisiko lebih tinggi
untuk terkena HIV.
Sirkumsisi dapat mengurangi risiko rata-rata sepertiga sampai
setengahnya dibandingkan pada yang tidak disirkumsisi. Dianjurkan pada
lelaki sebelum memasuki usia seksual aktif untuk dilakukan sirkumsisi,
sebagai cara untuk menjaga higiene alat kelamin dan mengurangi risiko
terkena HIV.
Ternyata sirkumsisi hanya memberikan perlindungan parsial, karena itu
pada lelaki yang juga telah disirkumsisi dianjurkan perlu tetap
menggunakan kondom pada yang melakukan kegiatan seks berisiko.
Menurunkan kejadian infeksi menular seksual
Cara terbaik untuk menghindari terkena infeksi menular seksual adalah
dengan tidak melakukan seks berisiko, yaitu tidak berganti dan punya
banyak pasangan seks, atau tidak punya pasangan seks yang berperilaku
berisiko.
Bila tidak maka pemakaian kondom pada setiap kegiatan seks menjadi
keharusan, termasuk dengan pasangan tetapnya, agar tidak terkena IMS
atau menularkan kepada yang lain termasuk pasangan tetapnya.
Bila ada gejala IMS segera berobat dengan benar, karena dapat diobati dan dapat menurunkan risiko penularan HIV.
PB IDI perlu mempromosikan sirkumsisi pada lelaki sebelum memasuki usia seksual aktif.
Pokja HIV-AIDS PB IDI perlu menyatakan bahwa kondom adalah alat
kesehatan yang mampu mencegah penularan infeksi menular seksual bila
digunakan pada setiap kegiatan seks berisiko. Selain itu mendorong para
dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk menganjurkan pada masyarakat
untuk pakai kondom pada setiap seks yang berisiko. Cara yang mudah,
murah, dan aman dibandingkan setelah terkena penyakit.
Jakarta, 13 Desember 2007
Ketua Umum,
DR. Dr. Fachmi Idris, M.Kes
There are some natural remedies that can be used in the prevention and eliminate diabetes totally. However, the single most important aspect of a diabetes control plan is adopting a wholesome life style Inner Peace, Nutritious and Healthy Diet, and Regular Physical Exercise. A state of inner peace and self-contentment is essential to enjoying a good physical health and over all well-being. The inner peace and self contentment is a just a state of mind.People with diabetes diseases often use complementary and alternative medicine. I diagnosed diabetes in 2000. Was at work feeling unusually tired and sleepy. I borrowed a glucometer from a co-worker and tested at 760. Went immediately to my doctor and he gave me prescription like: Insulin ,Sulfonamides, but I could not get the cure rather to reduce the pain and brink back the pain again. I found a woman testimony name Comfort online how Dr Akhigbe cure her HIV and I also contacted the doctor and after I took his medication as instructed, I am now completely free from diabetes by doctor Akhigbe herbal medicine.So diabetes patients reading this testimony to contact his email drrealakhigbe@gmail.com or his Number +2348142454860 He also use his herbal herbs to diseases like:SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS,EXTERNAL INFECTION, COMMON COLD, JOINT PAIN, BODY PAIN, EPILEPSY,STROKE,TUBERCULOSIS ,STOMACH DISEASE. ECZEMA, PROGERIA, EATING DISORDER, LOWER RESPIRATORY INFECTION, DIABETICS,HERPES,HIV/AIDS, ;ALS, CANCER , MENINGITIS,HEPATITIS A AND B, THYROID, ASTHMA, HEART DISEASE, CHRONIC DISEASE. AUTISM, NAUSEA VOMITING OR DIARRHEA,KIDNEY DISEASE, WEAK ERECTION. EYE TWITCHING PAINFUL OR IRREGULAR MENSTRUATION.Dr Akhigbe is a good man and he heal any body that come to him. here is email drrealakhigbe@gmail.com and his Number +2349010754824
ReplyDelete