Pasangan Kandidat
Menjelang Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada), Gubernur DKI Jakarta 11 Juli 2012, berikut adalah
profil salah satu pasangan calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen
(perorangan), Hendardji Soepandji - Ariza Patria
Hendardji
Soepandji Dilahirkan di Semarang pada 10
Februari 1952, dikenal sebagai tentara yang lurus dan jujur. Pengabdian yang
berdedikasi telah dibuktikan lulusan AKABRI 1974 ini, hingga dipercaya menjadi
Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) di tahun 2006 juga Asisten Pengamanan
Kepala Staf Angkatan Darat pada tahun 2008. Mayor Jenderal TNI Purnawirawan ini
juga dikenal sebagai Ketua Umum Organisasi induk karate se-Indonesia, (FORKI)
yang pada Seagames terakhir mengukir prestasi luar bisa dengan menyumbangkan
medali emas terbanyak bagi Indonesia. Atas prestasi inilah, Hendardji
dianugerahi penghargaan Pembina Olahraga Terbaik sepanjang tahun 2011. Selain
memimpin militer dan masyarakat olahraga, Hendardji juga dipercaya memimpin
beberapa perusahaan milik negara maupun swasta. Sebagai mantan Dirut Pusat
Pengelola Komplek Kemayoran, Hendardji juga menjadi Komisaris Independen di PT.
Cahaya Kalbar, Tbk (Wilmar International Group).
Niat Hendardji untuk
mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta ialah lebih didasari
keprihatinannya terhadap kesenjangan pembangunan di Jakarta. karena itulah
Hendardji ingin melakukan gerakan Perubahan Total kondisi Jakarta. Peremajaan
kota menjadi kunci dasar melakukan pembenahan kondisi Jakarta yang makin
semrawut.
Jakarta di mata Hendardji,
harus memiliki Ruang Terbuka Hijau 30% dari luas wilayahnya. Kawasan Jakarta
Utara harus dijadikan Water Front City, sedangkan kawasan Jakarta Selatan harus
dijadikan Barrier Eco System yang mengacu sebagai kawasan resapan. Konsep ini
akan mengurangi secara bertahap banjir di Ibukota dengan ditambah upaya
revitalisasi sungai-sungai yang mengalir di Jakarta.
Untuk mengatasi kemacetan
harus dilakukan upaya pembagian beban dengan daerah sekitar, misalnya barang
yang akan ditujukan ke Bandung atau kota lainya di Jawa Barat, tidak perlu
bongkar muat di Tanjung Priuk. Barang-barang tersebut bisa dibongkar muat di
Merak atau pelabuhan Banten kemudian dikirim lewat JORR langsung ke Tol ke
Bandung.
Selain itu Jakarta juga wajib
memiliki subway dan monorel seperti kota besar di Asia Tenggara, Bangkok,
Singapura dan Kuala Lumpur. Mengatasi kemacetan dengan membanguan sistem
jaringan transportasi massal dari ibu kota sampai dengan Kelurahan
serta membagi beban transportasi Jakarta dengan daerah lainnya.
Untuk kawasan Kumuh Hendardji
merencanakan pembangunan hunian vertikal layak huni seperti Rusun sehingga
kawasan kumuh bisa tata menjadi kawasan bersih dan hijau.
Pada hakekatnya Hendardji
memiliki sejumlah konsep untuk perubahan kota Jakarta agar lebih nyaman, damai,
tertib, tentram dan sejahtera bagi warganya. Untuk itu Hendardji membutuhkan
dukungan dari semua warga, semua pihak dan semua elemen Bangsa untuk bergabung
dalam gerakan perubahan Jakarta.
Ir A Riza Patria, MBA, selama
ini dikenal sebagai tokoh pemuda. Pria kelahiran Banjarmasin, 17 Desember 1969
silam sangat aktif di berbagai organisasi. Di KNPI, Ariza pernah tercatat
sebagai Ketua DPP KNPI 2002 – 2005 dan periode 1999 – 2002. Ia juga pernah
menjabat Ketua DPD KNPI Provinsi DKI Jakarta, 2002 – 2005. Pada Kongres KNPI
2008 di Bali, Ariza bertarung melawan Aziz Syamsudin (Anggota Komisi III DPR
RI) dalam memperebutkan posisi Ketua Umum DPP KNPI. Sebelumnya, pada Kongres
KNPI di Bekasi 2002, Ariza juga sempat bertarung pada putaran kedua, melawan
Idrus Marham yang kini menjabat sebagai Sekjend Golkar.
Selain KNPI, pria yang
menamatkan S1 nya di ISTN ini, banyak berkecimpung di organisasi lain. Sampai
saat ini, Ariza masih tercatat sebagai Ketua Umum DPN Garda Muda Merah Putih
(GMMP), dan Komandan Nasional Menwa Indonesia. Pria supel ini juga pernah
tercatat sebagai pengurus DPP GEMA MKGR, Wasekjend KAHMI DKI Jakarta, Wakil
Kepala Humas PBSI, Director IRInYI for Young MDGs (International Relationship
of Indonesian Youth Institute for Young Millenium Development Goals), Sekjend
DPP Persatuan Anak Guru Indonesia (PAGI), Anggota Indonesian Council of World
Affair (ICWA), dan berbagai organisasi lainnya. Bakatnya di organisasi memang
terlihat sejak sekolah. Mantan anggota KPU DKI Jakarta ini pernah menjadi Ketua
OSIS SMA Islam Al-AZHAR Jakarta, tempatnya sekolah dulu.
Pria yang menamatkan studi
magister nya di ITB Bandung ini tercatat sebagai Deklarator Ormas Nasional
Demokrat DKI Jakarta, dan kini aktif di Partai Gerakan Indonesia Raya, sebagai
salah satu Ketua DPP dan anggota Badan Seleksi Organisasi Partai Gerindra.
Kini Ir. A Riza Patria, MBA
mendampingi Mayjen TNI (Purn) Hendarji Soepandji sebagai kandidat Wakil
Gubenrnur DKI Jakarta pada pemilihan Gubenrnur dan Wakil Gubenrnur yang akan
dilangsungkan pada Juli 2012. Bang A Riza akan menjadi Kandidat TOP setelah lolos
sebagai calon Wakil Gubenrnur DKI Jakarta, dan PASTI TOP ketika memenangkan
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012-2017.
Jakarta
jangan lagi berkumis ( BERantakan, KUmuh,dan
MISkin ).
Jakarta jangan lagi berkumis
merupakan tagline kampanye yang diusung dari pasangan cagub (calon gubernur)
dan cawagub (calon wakil gubernur) Hendardji soepandji dan Ahmad riza patria
yang diusung melalui jalur independen.
Pasangan Hendardji Soepandji dan Ahmad riza
patria awalnya kurang begitu disorot oleh media, karena media kebanyakan
menyorot mengenai joko widodo atau fauzi bowo yang keduanya diusung oleh dua
partai besar negeri ini.
Namun nampaknya, timses atau tim sukses pasangan
hendardji – Riza mulai menemukan sebuah ide cemerlang untuk mendapatkan
perhatian media, salah satunya adalah dengan menyuarakan tag line kampanye yang
cukup unik, menarik, namun cukup kontroversial yakni: Jakarta jangan
lagi berkumis
Menurut hendardji,
tagline kampanye Jakarta jangan lagi berkumis itu bukan untuk
mendiskreditkan salah satu calon atau pasangan calon yang merupakan pesaingnya
di arena tarung politik pilkada DKI tahun ini, menurutnya, Jakarta jangan lagi
berkumis itu justru bermakna luas dan menggambarkan situasi negatif jakarta dewasa
ini, karena, masih menurut Hendardji, berkumis itu singkatan dari BERantakan,
KUmuh, MISkin yang memang realita jakarta mengatakan demikian, karena
bagaimanapun pemerintah jakarta berdalih, tetap saja isu jakarta berkumis
(Berantakan, kumuh, miskin) ini masih menjadi realitas sosial yang sulit
disangkal.
Dilain pihak, justru
ada calon gubernur lain, yakni incumbent Fauzi Bowo dan tim kampanyenya yang
merasa keberatan akan tagline itu, karena menurut fauzi bowo dan tim sukses kampanyenya,
kata berkumis pada slogan kampanye jakarta jangan lagi berkumis itu
menyudutkan pihak mereka karena Fauzi Bowo selama ini dikenal dengan sebutan
bang kumis, dan masalah kumis-kumisan ini juga telah melekat kedalam diri sosok
Fauzi bowo, bahkan pada pilkada DKI yang lalu yang menghadap-hadapkan Fauzi
bowo dengan adang daradjatun, Fauzi bowo terang-terangan menyuarakan coblos
kumisnya pada iklan kampanye yang dia populerkan
Kasus ini sementara
masih dalam tahap mediasi panwaslu, sebab kedua belah pihak masih bertahan
diatas pendirian masing-masing, hingga belum menemukan titik temu, hal ini
wajar karena sebenarnya kata berkumis ini terlalu general dan tidak secara
spesifik menyerang individu, apalagi jika kata berkumis dalam tagline kampanye
Jakarta jangan lagi berkumis itu adalah merupakan singkatan dari Berantakan,
Kumuh, dan Miskin.
tim Hendardji-A Riza menggunakan slogan tersebut
karena dirasa murni pernyataan dari warga sendiri. Ia pun menolak permintaan
Tim Advokasi pasangan Foke-Nara agar iklan Hendardji yang bertuliskan
"Cukur Kumis" (kumuh dan miskin) di DKI Jakarta, ditarik dari
peredaran.
Diberitakan sebelumnya, timses Foke-Nara protes
terhadap tagline pasangan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria yang
berbunyi "Jakarta Jangan Berkumis". Hal itu dinilai menyindir dan
menyerang calon petahanan (incumbent) sehingga timses pasangan nomor 1
ini meminta kampanye tersebut untuk tidak dilanjutkan.
Saran
Sebaiknya Hendardji Soepandji - Ahmad Riza Patria tidak menggunakan tagline
“Jakarta jangan berkumis” karena hal itu dapat membuat calon pasangan yang lain
tersinggung dan berprasangka buruk. Walaupun sebenarnya tagline tersebut di
buat bukan untuk menjatuhkan pasangan cagub lain, tetapi dapat menimbulkan
kesalah pahaman dari berbagai pihak.
Oleh karena itu sebaiknya Hendardji Soepandji dan
ahmad Riza Patria mengganti tagline “Jakarta jangan berkumis” dengan tagline
lain yang lebih memberi kesan positif dengan tidak mencantumkan jargon yang
menimbulkan kesalah pahaman. Tagline yang memberi kesan kepedulian terhadap
masyarakat dengan tidak menggunakan jargon untuk menjatuhkan pihak lain.
Tagline yang berkesan peduli terhadap lingkungan
dan masyarakat tanpa menggunakan jargon/Anekdot dapat membuat cagub ini
terlihat lebih memperdulikan keadaan masyarakat dari pada mementingkan. tingkat
promosi untuk menarik massa pendukung.
Hendardji Soepandji dan Riza Patria hanya
melakukan promosi melalui media cetak saja, seperti spanduk, stiker, dan poster.
Pasangan cagub ini tidak menggunakan sarana promosi melalui television. Dan ini
juga merupakan salah satu factor penting yang dapat membuat masyarakat mngenali
langsung siapa calon gubernur yang ingin dipilih. Dengan tidak melakukan
promosi dengan sarana television, masyarakat menjadi tidak terlalu mengetahui
keberadaan dari cagub Hendardji soepandji dan Riza Patria.
Kurangnya tingkat promosi yang dilakukan oleh
pasangan cagub Hendardji dan Riza Patria membuat masyarakat tidak
mengetahui/tidak peduli dengan pasangan cagub ini. Kurangnya modal dalam
melakukan promosi kepada masyarakat merupakan masalah penting untuk
meningkatkan massa pendukung. Dengan sedikitnya massa yang mendukung pasangan
cagub ini, tidak heran kalau pasangan ini mendapatkan urutan terakhir dalam
pasangan calon gubernur DKI Jakarta yang akan dipilih oleh masyarakat.
Penutup
Setiap calon gubernur DKI Jakarta memang sudah
seharusnya melakukan kampanye untuk menarik massa. Tetapi kegiatan kampanye ini
harus dilakukan dengan memperhatikan pihak – pihak yang lain agar kegiatan
berjalan dengan baik tanpa ada kesalah pahaman. Kampanye yang dilakukan dari
setiap calon gubernur DKI Jakarta harus berlangsung secara jujur, adil, dan
bertanggung jawab.
Kegiatan untuk menarik perhatian massa yang di
lakukan oleh setiap pasangan cagub ini sangat berguna untuk memberi kesan
positif dari masyarakat. Tidak hanya
melakukan kampanye, tetapi membuat iklan juga berguna untuk menarik massa.
Dengan tdak adanya modal untuk melakukan kegiatan promosi. Akan membuat cagub
menjadi kurang di minati oleh kalangan masyarakat. Di karenakan masyarakat
menjadi tidak mengetahui siapa yang akan mereka pilih untuk menjadi Gubernur
dari Provinsi DKI Jakarta.
No comments:
Post a Comment