Followers

Tuesday, July 24, 2012

Kritik terhadap tagline kampanye Hendadji dam Ahmad Riza Patria


Pasangan Kandidat


Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Gubernur DKI Jakarta 11 Juli 2012, berikut adalah profil salah satu pasangan calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen (perorangan), Hendardji Soepandji - Ariza Patria
Hendardji Soepandji  Dilahirkan di Semarang pada 10 Februari 1952, dikenal sebagai tentara yang lurus dan jujur. Pengabdian yang berdedikasi telah dibuktikan lulusan AKABRI 1974 ini, hingga dipercaya menjadi Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) di tahun 2006 juga Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat pada tahun 2008. Mayor Jenderal TNI Purnawirawan ini juga dikenal sebagai Ketua Umum Organisasi induk karate se-Indonesia, (FORKI) yang pada Seagames terakhir mengukir prestasi luar bisa dengan menyumbangkan medali emas terbanyak bagi Indonesia. Atas prestasi inilah, Hendardji dianugerahi penghargaan Pembina Olahraga Terbaik sepanjang tahun 2011. Selain memimpin militer dan masyarakat olahraga, Hendardji juga dipercaya memimpin beberapa perusahaan milik negara maupun swasta. Sebagai mantan Dirut Pusat Pengelola Komplek Kemayoran, Hendardji juga menjadi Komisaris Independen di PT. Cahaya Kalbar, Tbk (Wilmar International Group).
Niat Hendardji untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta ialah lebih didasari keprihatinannya terhadap kesenjangan pembangunan di Jakarta. karena itulah Hendardji ingin melakukan gerakan Perubahan Total kondisi Jakarta. Peremajaan kota menjadi kunci dasar melakukan pembenahan kondisi Jakarta yang makin semrawut.
Jakarta di mata Hendardji, harus memiliki Ruang Terbuka Hijau 30% dari luas wilayahnya. Kawasan Jakarta Utara harus dijadikan Water Front City, sedangkan kawasan Jakarta Selatan harus dijadikan Barrier Eco System yang mengacu sebagai kawasan resapan. Konsep ini akan mengurangi secara bertahap banjir di Ibukota dengan ditambah upaya revitalisasi sungai-sungai yang mengalir di Jakarta.
Untuk mengatasi kemacetan harus dilakukan upaya pembagian beban dengan daerah sekitar, misalnya barang yang akan ditujukan ke Bandung atau kota lainya di Jawa Barat, tidak perlu bongkar muat di Tanjung Priuk. Barang-barang tersebut bisa dibongkar muat di Merak atau pelabuhan Banten kemudian dikirim lewat JORR langsung ke Tol ke Bandung.
Selain itu Jakarta juga wajib memiliki subway dan monorel seperti kota besar di Asia Tenggara, Bangkok, Singapura dan Kuala Lumpur. Mengatasi kemacetan dengan membanguan sistem jaringan transportasi massal dari ibu kota sampai dengan Kelurahan serta membagi beban transportasi Jakarta dengan daerah lainnya.
Untuk kawasan Kumuh Hendardji merencanakan pembangunan hunian vertikal layak huni seperti Rusun sehingga kawasan kumuh bisa tata menjadi kawasan bersih dan hijau.
Pada hakekatnya Hendardji memiliki sejumlah konsep untuk perubahan kota Jakarta agar lebih nyaman, damai, tertib, tentram dan sejahtera bagi warganya. Untuk itu Hendardji membutuhkan dukungan dari semua warga, semua pihak dan semua elemen Bangsa untuk bergabung dalam gerakan perubahan Jakarta.
Ir A Riza Patria, MBA, selama ini dikenal sebagai tokoh pemuda. Pria kelahiran Banjarmasin, 17 Desember 1969 silam sangat aktif di berbagai organisasi. Di KNPI, Ariza pernah tercatat sebagai Ketua DPP KNPI 2002 – 2005 dan periode 1999 – 2002. Ia juga pernah menjabat Ketua DPD KNPI Provinsi DKI Jakarta, 2002 – 2005. Pada Kongres KNPI 2008 di Bali, Ariza bertarung melawan Aziz Syamsudin (Anggota Komisi III DPR RI) dalam memperebutkan posisi Ketua Umum DPP KNPI. Sebelumnya, pada Kongres KNPI di Bekasi 2002, Ariza juga sempat bertarung pada putaran kedua, melawan Idrus Marham yang kini menjabat sebagai Sekjend Golkar.
Selain KNPI, pria yang menamatkan S1 nya di ISTN ini, banyak berkecimpung di organisasi lain. Sampai saat ini, Ariza masih tercatat sebagai Ketua Umum DPN Garda Muda Merah Putih (GMMP), dan Komandan Nasional Menwa Indonesia. Pria supel ini juga pernah tercatat sebagai pengurus DPP GEMA MKGR, Wasekjend KAHMI DKI Jakarta, Wakil Kepala Humas PBSI, Director IRInYI for Young MDGs (International Relationship of Indonesian Youth Institute for Young Millenium Development Goals), Sekjend DPP Persatuan Anak Guru Indonesia (PAGI), Anggota Indonesian Council of World Affair (ICWA), dan berbagai organisasi lainnya. Bakatnya di organisasi memang terlihat sejak sekolah. Mantan anggota KPU DKI Jakarta ini pernah menjadi Ketua OSIS SMA Islam Al-AZHAR Jakarta, tempatnya sekolah dulu.
Pria yang menamatkan studi magister nya di ITB Bandung ini tercatat sebagai Deklarator Ormas Nasional Demokrat DKI Jakarta, dan kini aktif di Partai Gerakan Indonesia Raya, sebagai salah satu Ketua DPP dan anggota Badan Seleksi Organisasi Partai Gerindra.
Kini Ir. A Riza Patria, MBA mendampingi Mayjen TNI (Purn) Hendarji Soepandji sebagai kandidat Wakil Gubenrnur DKI Jakarta pada pemilihan Gubenrnur dan Wakil Gubenrnur yang akan dilangsungkan pada Juli 2012. Bang A Riza akan menjadi Kandidat TOP setelah lolos sebagai calon Wakil Gubenrnur DKI Jakarta, dan PASTI TOP ketika memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012-2017.






Jakarta jangan lagi berkumis ( BERantakan, KUmuh,dan  MISkin ).

Jakarta jangan lagi berkumis merupakan tagline kampanye yang diusung dari pasangan cagub (calon gubernur) dan cawagub (calon wakil gubernur) Hendardji soepandji dan Ahmad riza patria yang diusung melalui jalur independen.
Pasangan Hendardji Soepandji dan Ahmad riza patria awalnya kurang begitu disorot oleh media, karena media kebanyakan menyorot mengenai joko widodo atau fauzi bowo yang keduanya diusung oleh dua partai besar negeri ini.
Namun nampaknya, timses atau tim sukses pasangan hendardji – Riza mulai menemukan sebuah ide cemerlang untuk mendapatkan perhatian media, salah satunya adalah dengan menyuarakan tag line kampanye yang cukup unik, menarik, namun cukup kontroversial yakni: Jakarta jangan lagi berkumis
Menurut hendardji, tagline kampanye Jakarta jangan lagi berkumis itu bukan untuk mendiskreditkan salah satu calon atau pasangan calon yang merupakan pesaingnya di arena tarung politik pilkada DKI tahun ini, menurutnya, Jakarta jangan lagi berkumis itu justru bermakna luas dan menggambarkan situasi negatif jakarta dewasa ini, karena, masih menurut Hendardji, berkumis itu singkatan dari BERantakan, KUmuh, MISkin yang memang realita jakarta mengatakan demikian, karena bagaimanapun pemerintah jakarta berdalih, tetap saja isu jakarta berkumis (Berantakan, kumuh, miskin) ini masih menjadi realitas sosial yang sulit disangkal.
Dilain pihak, justru ada calon gubernur lain, yakni incumbent Fauzi Bowo dan tim kampanyenya yang merasa keberatan akan tagline itu, karena menurut fauzi bowo dan tim sukses kampanyenya, kata berkumis pada slogan kampanye jakarta jangan lagi berkumis itu menyudutkan pihak mereka karena Fauzi Bowo selama ini dikenal dengan sebutan bang kumis, dan masalah kumis-kumisan ini juga telah melekat kedalam diri sosok Fauzi bowo, bahkan pada pilkada DKI yang lalu yang menghadap-hadapkan Fauzi bowo dengan adang daradjatun, Fauzi bowo terang-terangan menyuarakan coblos kumisnya pada iklan kampanye yang dia populerkan
Kasus ini sementara masih dalam tahap mediasi panwaslu, sebab kedua belah pihak masih bertahan diatas pendirian masing-masing, hingga belum menemukan titik temu, hal ini wajar karena sebenarnya kata berkumis ini terlalu general dan tidak secara spesifik menyerang individu, apalagi jika kata berkumis dalam tagline kampanye Jakarta jangan lagi berkumis itu adalah merupakan singkatan dari Berantakan, Kumuh, dan Miskin.
tim Hendardji-A Riza menggunakan slogan tersebut karena dirasa murni pernyataan dari warga sendiri. Ia pun menolak permintaan Tim Advokasi pasangan Foke-Nara agar iklan Hendardji yang bertuliskan "Cukur Kumis" (kumuh dan miskin) di DKI Jakarta, ditarik dari peredaran.

Diberitakan sebelumnya, timses Foke-Nara protes terhadap tagline pasangan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria yang berbunyi "Jakarta Jangan Berkumis". Hal itu dinilai menyindir dan menyerang calon petahanan (incumbent) sehingga timses pasangan nomor 1 ini meminta kampanye tersebut untuk tidak dilanjutkan.

Saran
Sebaiknya Hendardji Soepandji  - Ahmad Riza Patria tidak menggunakan tagline “Jakarta jangan berkumis” karena hal itu dapat membuat calon pasangan yang lain tersinggung dan berprasangka buruk. Walaupun sebenarnya tagline tersebut di buat bukan untuk menjatuhkan pasangan cagub lain, tetapi dapat menimbulkan kesalah pahaman dari berbagai pihak. 
Oleh karena itu sebaiknya Hendardji Soepandji dan ahmad Riza Patria mengganti tagline “Jakarta jangan berkumis” dengan tagline lain yang lebih memberi kesan positif dengan tidak mencantumkan jargon yang menimbulkan kesalah pahaman. Tagline yang memberi kesan kepedulian terhadap masyarakat dengan tidak menggunakan jargon untuk menjatuhkan pihak lain.
Tagline yang berkesan peduli terhadap lingkungan dan masyarakat tanpa menggunakan jargon/Anekdot dapat membuat cagub ini terlihat lebih memperdulikan keadaan masyarakat dari pada mementingkan. tingkat promosi untuk menarik massa pendukung.
Hendardji Soepandji dan Riza Patria hanya melakukan promosi melalui media cetak saja, seperti spanduk, stiker, dan poster. Pasangan cagub ini tidak menggunakan sarana promosi melalui television. Dan ini juga merupakan salah satu factor penting yang dapat membuat masyarakat mngenali langsung siapa calon gubernur yang ingin dipilih. Dengan tidak melakukan promosi dengan sarana television, masyarakat menjadi tidak terlalu mengetahui keberadaan dari cagub Hendardji soepandji dan Riza Patria.
Kurangnya tingkat promosi yang dilakukan oleh pasangan cagub Hendardji dan Riza Patria membuat masyarakat tidak mengetahui/tidak peduli dengan pasangan cagub ini. Kurangnya modal dalam melakukan promosi kepada masyarakat merupakan masalah penting untuk meningkatkan massa pendukung. Dengan sedikitnya massa yang mendukung pasangan cagub ini, tidak heran kalau pasangan ini mendapatkan urutan terakhir dalam pasangan calon gubernur DKI Jakarta yang akan dipilih oleh masyarakat.



Penutup

Setiap calon gubernur DKI Jakarta memang sudah seharusnya melakukan kampanye untuk menarik massa. Tetapi kegiatan kampanye ini harus dilakukan dengan memperhatikan pihak – pihak yang lain agar kegiatan berjalan dengan baik tanpa ada kesalah pahaman. Kampanye yang dilakukan dari setiap calon gubernur DKI Jakarta harus berlangsung secara jujur, adil, dan bertanggung jawab.
Kegiatan untuk menarik perhatian massa yang di lakukan oleh setiap pasangan cagub ini sangat berguna untuk memberi kesan positif dari masyarakat.  Tidak hanya melakukan kampanye, tetapi membuat iklan juga berguna untuk menarik massa. Dengan tdak adanya modal untuk melakukan kegiatan promosi. Akan membuat cagub menjadi kurang di minati oleh kalangan masyarakat. Di karenakan masyarakat menjadi tidak mengetahui siapa yang akan mereka pilih untuk menjadi Gubernur dari Provinsi DKI Jakarta.

No comments:

Post a Comment