Followers

Sunday, July 10, 2011

konglomerasi media indonesia

Pada zaman sekarang ini, akusisi dan merger telah dilakukan oleh para perusahaan media yang tidak begitu memiliki modal(padat modal). usaha tersebut dilakukan dan telah mengakibatkan terjadinya konglomerasi media. konglomerasi media adalah beberapa perusahaan media mulai bergantung di bawah satu perusahaan media yang berfungsi sebagai induk dalam pengawasan praoduksi dan reproduksi media tersebut. konglomerasi media dapat berdampak positif dan juga dapat berdampak negatif. dampak positifnya, konglomerasi media dapat menggurangi kompetisi antara media yang satu dengan media yang lainnya. dampak negatifnya,konglomerasi media dapat menimbulkan penguasaan informasi,ekonomi,politik,dan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit yang jumlahnya sangat tidak terbatas di lembaga penyiaran swasta. tidak hanya itu,kepemilikan media juga akan mempengaruhi/ menjadi faktor yang dapat mengubah kebijakan dan tujuan media itu sendiri.contohnya: isi / program media yang akan di sampaikan kepada masyarakat.dan konglomerasi juga dapat menimbulkan terjadinya homogenisasi,yaitu penyeragaman bentuk tayangan atau program TV.
menurut usman KS (ekonomi media,2009,h.26)
Para pesaing dalam konglomerasi media TV:
  1. MNC (hary tanoesoedibjo)             : RCTI,MNC,dan Global TV
  2. Trans corps                                     : Trans TV dan Trans 7
  3. surya citra media                              : SCTV dan Indosiar
  4. Bakrie group (anindya N.Bakrie)      : TV one dan ANTV
  5. Metro TV
 industri cetak
  1. tempo group
  2. jawa post
  3. gramedia group
radio
  1. MNC : trijaya group dan radio dangdut TPI

Fenomena perkembangan industri media ini, lama-kelamaan menimbulkan persaingan yang ketat di antara media tersebut, mulai dari belanja iklan, produksi dan reproduksi program, penguasaan pasar dan perebutan konsumen, sampai pada persaingan teknologi media. Persaingan media dalam konteks ini adalah persaingan ekonomi, dimana media membutuhkan keuntungan yang banyak dari ongkos produksi dan operasional yang juga tak sedikit.
Kini, suatu media tidak mudah bertahan di tengah persaingan pasar media yang begitu ketat. Artinya, media butuh kerja keras untuk merebut posisi sebagai pemimpin pasar, menjual semua program pada pengiklan dan mencapai oplah sebanyak-banyaknya. Dalam persaingan media di Indonesia, persaingan sangat dirasa ketat, bahkan sudah ada beberapa perusahaan media yang mengalami kebangkrutan, seperti stasiun Lativi dan TV7.
Jika sebuah perusahaan media tidak padat modal, maka lama-kelamaan media itu akan bangkrut. Menyadari kenyataan padat modal ini, para pemilik media melakukan akuisisi dan merger yang mengakibatkan konsentrasi kepemilikan media atau konglomerasi media.

No comments:

Post a Comment