Followers

Monday, June 20, 2011

Global Media

global media adalah suatu institusi yang menyediakan, memproduksi, dan mendistribusikan informasi, data, opini, bahkan propaganda. global media bersifat global yang merujuk kepada technology penyedia informasi dan penyaluran informasi yang bersifat modial.

menuerut Edward s.Herman dan robert mcchesney pemain media di lihat dari besarnya perusahaan  terbagi menjadi 4 perusahaan, yaitu :
1. News corporation, Rupert murdoch sebagai pemilik perusahaan.
2. Time Warner
3. Disney, memiliki dua studio yaitu studio disney dan buena cista
4. Viacom

Teori - teori yang terdapat dalam pembahasan global media
 MARXIST, Memandang bahwa kaum kapitalis sebagai suatu class dominant. media di lihat sebagai suatu arena ideologi yang mana sejumlah kelas bertarung di dalamnya.kaum marxism melihat masyarakat terbagi menjadi beberapa kelas; yaitu: - borjuis : pemilik alat produksi dan tidak bekerja
                                               - Proletariat : merupakan kaum buruh yang tidak mempunyai alat produksi.
 CULTURAL IMPERIALISME, teori yang menyatakan bahwa negara - negara barat telah mendominasi media di seluruh dunia yang berakibat sangat besar pada budaya negara dunia ketiga dengan memaksakan pada pandangan - pandangan budaya barat,sehingga menghancurkan budaya asli mereka.
maka negara Dunia Ketiga akan terus mempercayai bahwa mereka harus bertindak, merasa, berfikir, dan hidup sebagaimana Peradaban Barat bertindak, merasa, berfikir, dan hidup.

CULTURAL CRITICAL TEORI, menyatakan bahwa media massa telah memaksakan ideologi dominan pada masyarakat lain.

Dampak media global.
Herman and McChesney mengidentifikasi empat pengaruh negatif dari pola global media ini.
1.Values. Komersialisasi yang muncul dari media ini dengan penjualan iklan secara besar-besaran menekankan pada pola konsumtif sebagai tujuan hidup, individualisme dan kebebasan individu sbagai kondisi sosial fundamental yang diinginkan. Semua konsumen dirangsang untuk mengkonsumsi produk baru dari global media itu secara kontinyu. Kita lihat misalnya produk film, lagu, video dan buku terus bermunculan merangsang konsumen untuk mendapatkannya. Hanya ada catatan disini bahwa penekanan nilai materialistik itu pada saat bersamaan melemahkan rasa simpati kepada sesama dan cenderung menghilangkan semangat komunitas. Semua produk global media dikejar untuk memuaskan individu bukan untuk pemberdayaan komunitas.
2. Banjirnya hiburan di masyarakat. Konsekuensi karena munculnya iklan untuk menunjang media global ini maka hiburan menjadi sebuah jargon penting dalam produksi media ini. Muncul istilah infotainmen, talk show, reality news, reality show. Anak-anak dan remaja dijadikan sasaran dalam produksi media global.
3. Memperkuat kekuatan politik konservatif. Ada satu kecenderungan yang dicatat dengan adanya kekuatan raksasa media ini. Mereka tidak akrab dan tidak senang dengan kekuatan buruh atau para pekerja. Mereka bersatu dalam menghadapi serikat pekerja. Tidak hanya dalam skala perusahaan tetapi juga bisa menjangkau dalam skala negara. Artinya jika sebuah negara tidak bersahabat dengan kehadiran global media ini mereka akan dijadikan sasaran politik.
4. Erosi budaya lokal. Kehadiran global media ini menyebabkan terdesaknya budaya setempat. Dengan banjir film, video, lagu, musik dan buku, maka perlahan-lahan budaya lokal mengalami erosi. Otot ekonomi dari global media ini sedemikian besarnya sehingga penetrasinya bisa sampai ke pedalaman. Era telekomunikasi global sekarang semakin mempercepat perhatian terhadap budaya lokal ini terkurangi.

Dampak media global terhadap kepemilikan industri media di Indonesia

    Banjirnya hiburan di masyarakat.Untuk menunjang media global, diperlukan iklan. Dan agar banyak yang mau memasang iklan, beragam acara hiburan disajikan (yang akhirnya menjadi terlalu banyak), seperti tanyanagn infotainment, reality show, talk show, dan lain-lain. Anak-anak dan remaja pun dijadikan sasaran dalam produksi media global. Contoh: Acara Master Chef yang sudah tidak asing lagi di kuping para penggemarnya. Sebegitu terkenal acara tersebut, RCTI di bawah naungan MNC Group membeli lisensi produk untuk diterapkan di Indonesia dengan nama Master Chef Indonesia. Begitu juga dengan acara Indonesia Mencari Bakat yang mengadaptasikan


No comments:

Post a Comment